Sabtu, 22 Oktober 2011

HAPUS NAMA KU

Malam tak lagi berpihak padaku. Goyah tanpa pijakan. Bahkan aku tak lagi memiliki kekuatan tuk terus menapak di bumi ini. Kucoba mengais asa dalam kekuatan yang tersisa meski aku tak yakin dengan keyakinanku.

Sungguh...
Ini bukanlah keinginanku, keinginan untuk menyakiti hatimu.

Juga bukan maksudku membuyarkan harapanmu.
Aku hanya setitik debu yang tak mungkin mampu membasuh lukamu, yang tak mampu mengabulkan keinginanmu.
Karena aku tahu, aku bukanlah orang yang tepat untukmu.
Jika ini suratan hidup kumohon maafkan aku dengan segala khilaf yang ada padaku.
Karena aku memang tak mampu memenuhi keinginanmu.

Aku tak mungkin merajut harapan yang tersia.
Memintal benang kusut yang tersisa.
Ijinkan aku menapak di jalanku sendiri tanpa dirimu. Tanpa cintamu, tanpa dustamu dan tanpa torehan cinta nistamu.
Jika perlu kau boleh hapus namaku dari hidupmu memakah tinta hitam agar tiada kesan yang tersisa di hidupmu.

Jangan pernah kau pejamkan matamu tuk menjamah bayangan wajahku.
Karena aku tak mau kau terluka karenaku.
Aku ingin kau melupakanku di sisa hidupmu.
Maafkan aku, kehadiranmu menyiksaku. Membenamkan luka yang pernah kau goreskan di kanvas hatiku suatu waktu dulu.
Dan aku tak ingin kau kembali untukku.
Selamanya.